INDRAMAYU 19/11/2014 – Kenaikan Solar dan Premium yang telah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo ternyata memiliki dampak yang luas bagi distribusi barang yang ternyata berpengaruh bagi perekenomian di daerah. Salah satu distribusi barang yang diyakini berdampak social adalah epliji 3 kilogram.
Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Pemkab / Pemkot se Wilayah Cirebon bersama dengan Hiswana Migas telah melakukan kordinasi untuk membahas dampak social dari kenaikan tersebut. Saat ini yang dikhawatirkan adalah mogoknya armada truk yang mengangkut elpiji. Dan jika awak truk mogok pasokan elpiji akan terganggu yang pada akhirnya masyarakat pengguna gas 3 kilogram akan terganggu.
Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah melalui Kepala Bagian Perekonomian Setda Indramayu, Iding Syafrudin seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, kenaikan elpiji 3 kilogram merupakan suatu konsekuensi dari kenaikan BBM karena ada kenaikan biaya angkutan. Namun demikian kenaikan yang terjadi tidak terlalu membebani masyarakat.
Iding menambahkan, sebelum ada kenaikan BBM, harga gas elpiji 3 kilogram harga di agen sebesar 13.400.- Kini dengan kenaikan BBM maka harga di agen di patok sebesar 14.400. -Selanjutnya harga ditingkat pangkalan juga mengalami penyesuain sebelumnya hanya 14.600,- kini menjadi 16.000,-. Dari kenaikan di agen dan pangkalan itu maka di tingkat pengecer juga mengalami kenaikan.
"Saat ini harga gas elpiji 3 kilogram ditingkat pengecer mencapai 18.000,-, kami tetap pantau dan terus upayakan agar elpiji 3 kilogram tetap dibawah harga 20.000,-. Jika harganya melambung terlalu tinggi maka akan terasa dampak sosialnya dan kami segera lakukan langkah konkret seperti operasi pasar," tegas Iding yang juga bendahara KORPRI Indramayu. (deni / Humas Pemkab Indramayu)
0 komentar:
Posting Komentar